Minggu, 11 Januari 2009

Mencegah Virus Masuk Komputer Melalui Flashdisk

Posted : Kamis, 06-11-2008 | 13:46:25 WIB
Salah satu cara pencegahan agar komputer kita tidak terserang virus adalah dengan mencegah terjadinya eksekusi terhadap file virus. Salah satu caranya adalah melakukan pencegahan penularan virus melalui flashdisk.
Untuk melakukan pencegahan, kita bisa menggunakan salah satu fitur yang ada di Windows XP yaitu Local Security Setting.
Adapun cara kerjanya adalah memproteksi komputer dari eksekusi terhadap semua file *.exe. Sehingga bila kita membuka file yang ada di flashdisk dan tanpa sepengetahuan kita ternyata menjalankan file virus, maka proses eksekusi tersebut akan di proteksi atau di batalkan.
Adapun langkah-langkahnya adalah:
1. Pilih Start >> Control Panel
2. Pilih Administrative Tools >> Local Security Policy
3. Pilih Software Restriction Policies >> Additional Rules
4. Pada Additional Rules klik kanan >> pilih New Path Rule…
5. Pada kolom Path, pilih Browes pilih dimana drive flshdisk berada, misal di I:\
6. Pada kolom Security Level, pilih Disallowed
7. Pilih OK dan Restart komputer
(fkr/rimbo)

Chip Super Canggih

Chip Super Canggih dari Korsel untuk Indonesia Posted : Jum'at, 13-06-2008 | 16:18:23 WIB

Seorang gadis terlihat sedang berkomunikasi via handphone dengan rekannya. Tak lama kemudian, mereka sepakat bermain gameonline melalui handphonenya. Setelah bosan, masih melalui handphonenya, mereka sama-sama menonton siaran televisi Korsel. Memang tak ada yang aneh. Tapi, akan terlihat menakjubkan ketika ternyata si gadis berada di Kota Jakarta, sedangkan rekannya berada di Seoul, Korea Selatan.

Apakah rahasianya? jawabannya, adalah satu chip mungil yang dibenamkan ke dalam handphone tersebut yang mampu menyediakan segala kebutuhan multimedia dan networking ke seluruh dunia. Teknologi seperti itu ternyata sudah ada di depan mata dan akan disodorkan ke dunia information technology (IT) Indonesia.

''Teknologi ini adalah kreativitas dengan menggabungkan semua fungsi seperti CATV, DVD, cable TV, game, displayphone, telepon tanpa GSM/CDMA, internet, navigation, GPS, dan MP3 ke dalam sebuah chip,'' ujar JH Lee, ketua United Nations Volunteers of The Word asal Korsel, kepada pers, Rabu malam (11/6).

Menurut Lee, teknologi IT terbaru yang diklaim sebagai teknologi generasi kelima atau dua tingkat di atas teknologi generasi ketiga atau yang dikenal dengan istilah 3G (third-generation technology). 3G adalah sebuah teknologi seluler dengan kecepatan minimal transmisi sekitar 2 megabytes per detik (2Mb/s). Evolusi 3G untuk teknologi seluler GSM adalah WCDMA (Wideband Code Division Multiple Access), sedangkan untuk teknologi selular CDMA, evolusinya adalah variannya seperti CDMA 2000 EV-DO (Evolution Data Only). Ini artinya, pengguna ponsel dapat melakukan konferensi video secara multipartai dari beberapa lokasi berbeda, baik domestik maupun internasional.

Lee juga menegaskan bahwa chip tersebut memiliki teknologi di atas Worldwide Interoperability for Microwave Access (WiMAX). WiMAX ini lebih memfokuskan pada layanan data pada akses Internet. ''Dengan chip ini kita bisa mendownload gambar video dalam hitungan detik, main game bersamaan di negara yang berbeda, menyaksikan seluruh chanel TV di seluruh dunia, dan bisa teleconference dengan 10 orang sambil tetap menonton TV di layar yang sama,'' jelasnya.

Lebih jauh Lee menyatakan, teknologi itu dikembangkan oleh sebuah tim yang terdiri dari 30 ilmuwan IT asal Korsel. Hak paten di level dunia untuk teknologi ini juga sudah diperoleh pada 2005 lalu. ''Teknologi ini belum ada di seluruh dunia, sebenarnya teknologi IT itu gampang yang penting adalah kecepatan,'' cetusnya.

Uniknya, meski pabrik dan infrastruktur telah disiapkan di Korsel, Lee dan rekan-rekannya justru memilih Indonesia sebagai tempat pengembangan produk tersebut. Bahkan mereka rela jika teknologi tersebut menjelma menjadi 'Made in Indonesia', karena software dan hardware-nya akan diproduksi di Indonesia.

''Di Korsel saja belum dibuka, ini bukan mimpi buat Indonesia karena SDM dan infrastrukturnya sebenarnya sudah ada. Saya ingin Indonesia memiliki kawasan industri IT dan nanti bisa ekspor ke luar negeri termasuk ke Korsel,'' tegasnya.

Lee mengungkapkan, selama ini Indonesia hanya menjadi pasar penjualan dan service IT impor. Indonesia, lanjut dia, setiap tahun harus membayar demikian besar untuk layanan seluler CDMA dari Amerika Serikat dan GSM dari Eropa ''Kita punya SDM yang sama, Korsel punya teknologi, Indonesia punya sumber daya alam dan sumber daya manusia, semua bisa disinergikan,'' jaminnya.

Teknologi IT yang disebut-sebut sebagai generasi kelima ini sangat mengandalkan chip yang disebut dengan Utopia Puri Global (UPG). Lee yang juga menjabat Pemilik Royal Puri Corporation mengaku nama chip itu merupakan gabungan bahasa Korsel, Indonesia, dan bahasa Inggris sebagai bahasa global.

Dua chip akan dibenamkan masing-masing di set-top box, semacam modem di Speedy Telkom yang bernama UinNet 3.5-BR. Chip lainnya bisa dibenamkan di handphone atau mobile type misalnya UinNet 3.5-Mago, sejenis ultra mobile PC. Uniknya, jika handphone selama ini hanya berfungsi sebagai penerima dan penerus sinyal, maka dengan handphone yang diberi chip akan berfungsi sebagai penerima, penerus, dan pemancar sinyal. ''Tak perlu kabel, serat optik, atau jasa satelit. Isi dalam set-top box itu ada kode rahasianya, baru bisa dibuka jika sudah ada perjanjian kerja sama,'' ungkap Lee.

Ketika disinggung apakah teknologi ini tak akan memukul perusahaan, BUMN, operator yang bergerak di bidang IT, Lee memastikan itu tak akan terjadi asalkan ada kebijakan dari pemerintah Indonesia. ''Kalau Telkom setahun saja untung Rp 23 triliun, dengan menggunakan ini akan untung sepuluh kali lipat bahkan bisa sampai Rp 500 triliun. Konsumen juga akan membayar minimal 30 persen lebih hemat, misalnya karena tak perlu berlangganan internet dan TV kabel,'' tegasnya.

Lee mengaku ia dan para ilmuwan Korsel sudah mempresentasikan teknologi ini di depan Meneg BUMN, Menkoinfo, Ditjen Postel, perusahaan dan operator IT, dan beberapa angggota Komisi I dan XI DPR, serta DPD. ''Tanggapannya positif, tapi belum ada pembicaraan lanjutan,'' ungkapnya. Dirjen Aplikasi Telematika Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo) Cahyana Ahmadjayadi mengaku menyambut positif rencana pengembangan teknologi baru itu di Indonesia.

''Saya ingin tahu seberapa jauh teknologi ini menjadi inovasi dalam rangka 100 tahun kebangkitan nasional. Memproduksi UPC Chip dalam konteks kerja sama antarnegara memang sangat dimungkinkan, kita sudah melakukan kesepakatan kerja sama termasuk di bidang IT dengan Korsel,'' ujarnya.

Salah satu Ketua Masyarakat Telematika (Mastel) Heru Nugroho, menyatakan jika benar alat itu memiliki kemampuan seperti yang ditampilkan, maka tentu pengguna IT di Indonesia akan dapat manfaat yang besar. ''Tapi persoalannya adalah ini memerlukan lisensi dari pemerintah, didistribusikan ke market yang mana, dan butuh beradaptasi dengan sistem yang sudah ada,'' jelasnya. (fkr/rol)

Welcome to my blog

Peta Dunia

Google search

Google
 

Pesan bulan ini

Perbaharuilah selalu niat, agar senantiasa on the right track